Jumat, 16 Oktober 2009

Praktikum sterilisasi

I. JUDUL PRAKTIKUM
Sterilisasi

II. TANGGAL PRAKTIKUM
29 september 2009

III. TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu melakukan sterilisasi peralatan daan medium yang sering dilakukan dalam praktikum mikrobiologi.

IV. PENDAHULUAN
Bahan ataupun peralatan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus dalam keadaan steril (Unus Suriawiria, 1995). Yang dimaksud steril berarti pada bahan atau peralata tersebut tidak didapatkan mng tidak diharapkan kehdirannya, baik mikroba yang akan mengganggu atau merusak media ataupun mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan (Unus Suriawiria, 1995).
Steril berarti akan didapatkan melalui sterilisasi, yang berarti proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html, 28/09/2009).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisika dan kimiawi.
1. Secara mekanik (filtrasi)
Yaitu dengan menggunakan saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. (http:// ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html). Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan tanah diatom. Dengan cara tersebut maka zat-zat organik tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Tetapi, virus tetap tidak dapat terpisah dengan penyaringan semacam ini. Maka dari itu, sehabis penyaringan , masih diperlukan pemanasan dalam autoklaf, meskipun tidak selama 15 menit dengan temperatur 121o C. Penyaringan dapat dilakukan juga dengan saringan yang dibuat dari asbes. Saringan ini lebih murah dan lebih mudah penggunaannya dari pada saringan porselin. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselin terlalu mahal untuk dibuang dan terlalu sulit untuk dibersihkan. (D.Dwidjoseputro, 2003;43).
Sterilisasi secara mekanik ini diguakan pada bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan misalnya: serum darah, toksin, larutan garam fisiologis dan tidak dapat disterilisasi dengan pemanasan tinggi, untuk itu digunakan filter bakteri, misalnya berkelet filter, chamberland filter. (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html, 28/09/2009).
2. Secara fisika
Selama senyawa kimia akan disterilisasikan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi, selama itu sterilisasi secara fisik dapat dilakukan (Unus Suriawiria.1995). Cara sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan cara:
- Pemanasan, yaitu
a. Pemijaran (dengan api langsung)
Membaar alat pada api secara langsung, contoh alat: jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas Kering
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180oC, sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya erlenmeyer, tabung reaksi, dll. (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html, 28/09/2009). Waktu yang di pergunakan adalah selama 2 jam (Unus Suriawiria, 1995)
c. Uap Air Panas
Konsep ini mirip dengan mengukus, bahan yang mengandung air lebih tepa menggunakaan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html, 28/09/2009). Metode ini juga disebut dengan tyndalisasi, cara kerja metode ini ialah mendidihkan medium dengan uap untuk beberapa menit sja. Sehabis didiamkan satu hari-selam itu spora=spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetatif. Maka medium tersebut dididihkan sekali lagi. Dengan demikian diperolehlah medium yang steril, da lagi pula, zat-zat organik yang terkandung di dalamnya tidak mengalami banyak perubahan (D. Dwidjoseputro, 2003). Metode ini digunakan pada bahan yang mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi, misalnya: suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. ((http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html, 28/09/2009).
d. Uap Air Panas bertekanan
e. Menggunakan autoklaf (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html, 28/09/2009). Alat ini serupa dengan tangki minyak yang dapat diisi dengan uap. Medium yang akan disterilkan di tempatkan di dalam autoklaf slama 15-20 menit, hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoklaf ditutup rapat, baru kran pada pipa uap di buka, temperatur akan terus menerus naik sampai 121oC. biasanya autoklaf sudah diatur demikian rupa, sehingga pada suhu tersebut, tekanan ada sebesar 15 lbs (pounds) per inch persegi yang berarti 1 atmosfer per 1 cm2. Penghitungan waktu 15 atau 20 menit, dimulai semenjak termometer pada autoklaf menujuk 121oC. Setelah cukup waktu, maka kran uap ditutup, dengan demikian akan terlihat bahwa suhu mulai turun sedikit demi sedikit, demikian pula manometer (D. Dwidjoseputro, 2003).
- Penyinaran dengan UV
Sinar ultra violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior safety cabinet dengan disinari UV. (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html, 28/09/2009)
3. Secara kimiawi, biasanya menggunakan senyawa disinfektan. (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html, 28/09/2009) antara lain CuSO4, AgNO3, HgCl2, ZnO, dsb. Serta larutan alkohol dan campurannya. Beberapa larutan garam seperti NaCl (9%), KCl (11%) dan KNO3 (10%) dapat dipergunakan untuk membunuh mikroba karena tekanan osmotiknya, yaitu dengan jalan dehidrasi protein pada substrat. Sedangkan asam kuat atau basa kuat dapat pula digunakan karena bersifat menghidrolisis isi sel mikroba. (Unus Suriawiria, 1995).
Larutan KMnO4 (1%) dan HCl (1,1%) merupakan desinfektan yang kuat karena dapat mengoksidasi substrat, yang paling banyak digunakan adalah larutan HgCl2 (0,1%), tetapi senyawa tersebut sangat beracun dan bersifat korosif, serta dapat merusak jaringan inang, dan mengendapkan protein larutan garam (dari CuSO4) senyawa yang paling banyak digunakan algisida (pembasmi alga). Khlor dan senyawa khlor lainnya banyak dipergunakan sebagai desinfektan terutama pada tempat penyimpanan air. Karena disebabkan kalau senyawa tersebut terkena air maka akan terjadi reaksi:
Cl2 + H2O HCl + HOCl
HOCl HCL+ + On
On tersebut mempunyai daya oksidasi kuat untuk membunuh mikroba. Khlor mempunyai daya membunuh mikroba. Khlor mempunyai daya membunuh mikroba dalam dua cara yaitu:
a. Secara Oksidasi (On)
b. Khlorinasi langsung terhadap protein sel
Larutan formalin atau formaldehida termasuk senyawa yag mudah larut di dalam air, tetapi sangat efektif sebagai desinfektan dengan kadar 4-20% (Unus Suriawiria, 1995)
Ada yang dinamakan dengan sterilisasi komersial, proses sterilisasi ini ditujukan untuk membunuh semua mikroorganisme yang hidup pada suhu penyimpanan normal (disuhu ruang). Beberapa mikroorganisme bisa membentuk spora yang mampu bertahan pada suhu tinggi. Pada kondisi penyimpanan yang benar, spora ini tidak bergeminasi, tetapi pada suhu penyimpanan yang salah (suhu penyimpanan diatas suhu penyimpanan normal) maka spora tersebut dapat bergeminasi dan menyebabkan kerusakan. Closteridium botilinum menjadi terget utama dalam proses sterilisasi komersial untuk pangan yang pHnya diatas 6,4%. Ketidak cukupan proses sterilisasi (suhu tidak tercapai atau waktu sterilisasi kurang) akan menyebabkan spora C. (http://id.shvoong.com/exact-sciences/1799738-prinsip-pasteurisasi-dan-sterilisasi-komersial/, 28/09/2009)

V. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah:
Bahan Alat
1. Kapas
2. Kertas 1. Autoclave
2. Oven
3. Tabung reaksi
4. Cawan Petri
5. Inkubator

VI. CARA KERJA
Cuci peralatan dengan detergen


Tiriskan


Masukan dalam oven 170oC selama 3 jam


Sumbat dengan kapas


Bungkus dengan kertas


Dasar autoclave isi dengan air ledeng


Susun peralatan dalam autoclave


Kencangkan klem-klem penutup autoclave


Buka kran pada pipa uap


Biarkan temperatur meningkat sampai 121oC pada tekanan 1 atm/cm2


Set autoclave pada 15 menit semenjak temperatur tersebut


Tutup kran uap sampai suhu menurun


Buka autoclave bila autoclave menunjukan angka nol


Keringkan di oven


Simpan di inkubator

VII. HASIL PENGAMATAN
No Tahapan Gambar
1. Pencucian Alat
2. Pengeringan pada oven

3. Pengangkatan Alat

4. Penyumbatan Alat dengan Kapas
5. Pembungkusan Alat

6. Penyimpanan alat di autoclave
7. Persiapan sterilisasi alat di autoclave
8. Penutupan klep pada autoclave
9. Kerja Manometer
10. Pengaturan klep saat penguapan
11. Pengeringan pada oven setelah di sterilkan di autoclave
12. Penyimpanan pada inkubator supaya sterilisasi tetap bertahan


VIII. PEMBAHASAN
Tahapan pada sterilisasi ini ialah:
1. Tahap pencucian
Berfungsi sebagai penghilang kotoran-kotoran dan zat-zat kimia yang menempel pada peralatan tersebut
2. Tahap pengeringan pada oven
Supaya alat kering secara cepat dan pengeringan itu maksimal yaitu dengan suhu 1700C selama 3 jam. Ini dilakukan selain untuk pengeringan juga supaya dapat membunuh mikroba kontaminan sehingga bebas dari mikroba dan dalam keadaan steril.
3. Pengangkatan alat
Setelah benar-benar kering, angkat alat tersebut
4. Tahap penyumbatan alat dengan kapas
Penyumbatan ini di lakukan agar menghalangi mikroba yang masuk pada alat tersebut, penyumbatan ini harus dilakukan sangat rapih, karena apabila tidak dilakukan dengan rapih, maka kemungkinan akan terjadi perembesan air terhadap alat tersebut yang mana air tersebut akan berfungsi sebagai media masuknya bakteri, atau apabila penyumbatannya longgar, maka sumbat tersebut akan copot.
5. Tahap pembungkusan alat
Pembungkusan alat dilakukan dengan pembungkus (koran), supaya alat tersebut tidak kotor dan terkonaminasi oleh mikroba. Pembungkusan merupakan hal yang penting dalm proses sterilisasi, karena pembungkusan ini harus dapat menjamin alat tetap steril sampai waktunya digunakan.
6. Persiapan pensterilan alat
Persiapan tersebut meliputi:
a) Pengecekan gas dan kompor gas, supaya terkontrol apabila gas habis ataupun ada gangguan pada kompor tersebut
b) Memasukan air ledeng pada autoclave
c) Penyusunan alat-alat yang akan disterilkan
d) Penguncian tutup autoclave, penguncian autoclave harus dilakukan dengan pas, karena apabila tidak pas maka akan terjadi peledakan pada autoclave tersebut.
e) Pengaturan klep autoclave, klep harus diatur, karena apabila tidak diatur, maka penguapannya tidak maksimal.
7. Perhatikan kerja manometer
Ini dilakukan supaya terkontrol temperaturnya dan tidak melebihi dari tekanan yang telah ditentukan.
8. Pengaturan klep saat penguapan
Dilakukan supaya tidak terjadi ledakan dikarenakan klepnya tidak terkontrol pengaturannya.
9. Pengangkatan alat yang sudah disterilkan
10. Pengeringan alat pada oven
Pengeringan ini dilakukan supaya pengeringannya maksimal dan proses pengeringannya cepat juga untuk mencegah kelembaban saat penyimpanan
11. Penyimpanan pada inkubator
Setelah benar-benar kering, simpan alat yang sudah disterilkan pada inhibitor. Apabila alat yang disterilkan disimpan pada alat tersebut, maka alat yang telah di sterilkan tersebut akan bertahan ± selama 3 bulan.

IX. SIMPULAN
Dari laporan praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa sterilisasi merupakan proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Setelah alat disterilisasi, maka alat tersebut dapat disimpan di inkubator dan dapat bertahan selama ± 3 bulan.

X. DAFTAR PUSTAKA
- http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html, 28/09/2009
- http://id.shvoong.com/exact-sciences/1799738-prinsip-pasteurisasi-dan-sterilisasi-komersial/, 28/09/2009
- D. Dwijoseputro. Dasar-dasar Mikrobiologi. 2003. Jakarta. Djambatan
- Unus Suriawiria. Pengantar Mikrobiologi Umum. 1995. Bandung. Angkasa

Tidak ada komentar: